Suara takbir bergerumuh saat Ketua FPI, KH Shobri Lubis mengabarkan lewat pengeras suara, bahwa Habib Rizieq (HR) akan segera pulang ke Indonesia.
Pengumuman itu disampaikan saat aksi demonstrasi menentang UU Cipta Kerja, Selasa (13/10). "Habib Rizieq akan pulang dan memimpin Revolusi!" katanya berapi-api.
Pernyataan itu kemudian menuai polemik. Dalam dialog di TV One, Jumat (16/10), Ketua PA 212, Slamet Maarif bersilang pendapat dengan Irfan Pulungan, Tenaga Ahli Utama KSP.
Slamet mempertanyakan pencekalan yang dilakukan terhadap HR. Pasalnya, ketika pertama kali berita tidak bisa pulangnya HR ke tanah air mengemuka, Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh mengatakan HR tidak dicekal dan dipersilakan pulang. Namun sekarang, Agus justru ikut mengatakan bahwa HR masih dicekal.
Kenyataannya, menurut Slamet, pihak Arab Saudi mengatakan bahwa pencekalan itu datang dari Indonesia.
Irfan membantah tuduhan Slamet dan mengatakan bahwa itu murni persoalan HR dan pemerintah Arab Saudi. "Kami tidak ingin ikut campur persoalan dalam negeri Arab Saudi," ucapnya.
Saat ditanyakan persoalan apa yang dimaksud, Irfa menjawab, "Bisa menanyakan ke pihak Arab Saudi."
Slamet menegaskan bahwa hubungan pemerintah Saudi dan HR sangat baik. "Tidak ada masalah. Kalau ada masalah mestinya dideportasi dong," timpal Slamet.
Ia menambahkan, faktanya selama tiga tahun HR tidak ditahan, tidak pula dikenakan tahanan rumah dan wajib lapor.
Kalaupun HR benar bersalah, mestinya pemerintah pro aktif untuk memulangkan atau membebaskan warga negaranya. Seperti yang sering dilakukan kepada TKI atau warga negara RI lain di luar negeri.
Tapi yang terjadi, pemerintah justru menutup mata. Maka tak heran, kuat dugaan bahwa pencekalan HR atas permintaan pemerintah Indonesia. Apalagi, HR dikenal kerap mengkritik kebijakan pemerintah, hingga memimpin aksi paling besar di dunia, Aksi Bela Islam 212.
Dalam dialog di TV One, Irfan Pulungan terlihat gelapan saat beberapa kali ditanya presenter dan Slamet Maarif soal mengapa pemerintah tidak membantu kepulangan HR. Berkali-kali ia menjawab, bahwa persoalan itu diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Arab Saudi.
Dalam kesempatan lain, Slamet mengatakan, "Sangat disayangkan bahwa seorang dubes bukan menjadi problem solver bagi WNI di luar negeri, tapi justru menjadi bagian dari penyebab masalah."
"Jangan-jangan Agus adalah agen intelijen," ungkap Slamet.
Berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan FPI, rencana kepulangan HR tanpa sedikit pun atas bantuan pemerintah. Melainkan hasil dialog panjang dengan otoritas Arab Saudi.
Dalam selebaran itu juga disebutkan bahwa HR dibebaskan cekalnya dan dibebaskan dari denda apapun, karena HR tidak bersalah.
"Kepulangan HR tinggal menunggu exit permit, penjadwalan dan pembelian tiket," kata Slamet.
Sementara itu, ditanya tentang revolusi yang dimaksud dalam pernyataan Shobri Lubis, Slamet mengatakan yang dimaksud adalah revolusi akhlak. Menyelamatkan NKRI dan kebobrokan moral para pemimpinnya yang saat ini terjadi.
Penulis: Rafif Amir
Editor: Rafif Amir
Cancel