Berbicara mengenai
lumpur lapindo, semua orang pasti sudah sangat mengetahui dan paham secara benar
ini adalah bencana semburan lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas
Inc., tepatnya di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Sejak bencana
semburan lumpur panas yang terjadi pada 29 Mei 2006, pemberitaan di media
sangat gencar dengan berbagai versi dan dugaan atau ramalan mengenai semburan lapindo
yang akan menenggelamkan sebagian besar wilayah Sidoarjo.
Tidak bisa
dipungkiri, semburan lumpur panas yang disertai gas terus membesar dan meluas
selama beberapa bulan. Semburan lumpur tersebut menenggelamkan sebagian area
pemukiman, pertanian, dan industri di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Porong, Kecamatan
Tanggulangin, dan Kecamatan Jabon. Lebih tepatnya ada empat desa di lahan 400
hektare terdampak langsung dari bencana.
Tidak
terbayangkan, berapa kerugian yang ditimbulkan dari bencana nasional ini. Namun,
kerugian yang ditimbulkan telah selesai ditangani oleh pemerintah dan PT. Minarak
Lapindo Brantas yang ditunjuk untuk menangani ganti rugi, walaupun masih ada
beberapa yang belum tuntas karena ada sebagian persyaratan yang belum
terpenuhi.
Proses penanganan
bencana lapindo melibatkan pemerintah pusat, para ilmuwan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Beberapa pakar geologi datang untuk menyaksikan
langsung kejadian yang langka dan sekaligus melakukan penelitian.
Salah satu fakta
berkah dari bencana lumpur lapindo, diungkapkan oleh ahli geologi dari Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya, Handoko Teguh Wibowo (Iskandar, 2016), mengatakan
bahwa ada manfaat tersendiri dari bencana lumpur lapindo. Di mana timnya telah
melakukan penelitian di lokasi lumpur lapindo selama delapan tahun. Ternyata di
dalam lumpur lapindo ada kandungan mineral besar, seperti lithium dalam jumlah
banyak. Lithium ini bisa dijadikan sebagai bahan baku baterai. Adapula
kandungan ilodium yang bisa menjadi bahan pembuatan LCD, yang harganya lebih
mahal dibandingkan minyak dan gas.
Bahan ini juga
bisa untuk membuat bata ringan, keramik, dan kerajinan gerabah. Kandungan kimia
lain yang terdapat di dalam lumpur panas lapindo adalah arsen, barium, boron, timbul,
raksa, sianida bebas, dan trichlorophenol. Dengan kandungan kimia yang terdapat
dalam lumpur panas ini tentunya ada ambang batas yang dianjurkan, agar tidak
membahayakan.
Semburan lumpur
panas lapindo memberikan dampak yang luar biasa terutama di bidang
perekonomian. Dampak perekonomian ini tidak hanya dialami oleh Kota Sidoarjo
saja, melainkan lebih khusus untuk wilayah Kecamatan Porong sebagai poros jalur
perekonomian yang menghubungkan kabupaten / kota.
Bencana ini
mendapatkan penanganan yang serius dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan semburan lumpur bahkan kalau bisa
menghentikan. Lambat laun memang semburan lumpur ini semakin mengecil.
Namun, berita di
semua media begitu ekstrimnya sehingga menimbulkan dampak luar dan bahkan ada
beberapa pandangan yang mengatakan bahwa semburan ini akan menenggelamkan Kota Sidoarjo.
Seiring dengan berjalannya
waktu, Sidoarjo mulai bangkit. Mengambil hikmah dari bencana tersebut. Tanggul
yang dibuat untuk mencegah luapan lumpur lapindo semakin meluas dan saat ini
dimanfaatkan sebagai salah satu destinasi wisata, mulai banyak dikunjungi oleh
wisatawan domestik.
Di area lumpur lapindo
juga telah dibangun museum Geopark namun, belum berfungsi secara maksimal.
Endapan lumpur yang dialirkan ke laut oleh pemerintah pusat telah dibentuk
menjadi sebuah pulau, yaitu Pulau Lusi.
Untuk memantau Pulau
Lusi pemerintah telah membangun dermaga Tlocor, di pesisir timur wilayah
Sidoarjo. Pada saat ini sebagian wilayah Pulau Lusi telah dimanfaatkan untuk
tambak dan sebagian telah dimanfaatkan untuk wisata, walaupun masih dengan
fasilitas yang minim.
Sebagian warga
tertarik mengunjungi Pulau Lusi karena sensasi perjalanan menuju Pulau Lusi harus
menggunakan speed boat atau bus air.
Menjadi rahasia
Ilahi, sebuah bencana menjadi berkah. Inilah sedikit cerita singkat dan dangkal,
semoga membawa berkah dan menambah wawasan kita, serta pembelajaran melihat
sesuatu tidak bisa dari satu sisi saja melainkan dari banyak sisi.
Editor: Fie R
Cancel