Oleh Wahdiyatul Masruroh
Jodoh adalah rahasia Allah SWT. Tidak
ada yang tahu di usia keberapa dia akan datang. Jodoh sudah tertulis di lauhulmahfuz,
jauh sejak ribuan tahun yang lalu. Jodoh adakalanya semakin dikejar semakin
menjauh. Ada pula yang mengatakan “Kejarlah aku, dan kau kutangkap.” Aih
masalah jodoh selalu bikin hati bergetar tidak karuan, senyam-senyum tersipu
ingin mengiyakan. Akan tetapi, adakalanya air mata memancar menganak sungai, karena
sang jodoh belumlah datang.
Sedih sekali kalau jodoh belum terlihat,
sedangkan sanak saudara menikah bergantian. Membuat mata sembab berkepanjangan.
Hati meronta, memanja kepada Tuhan, “Aku kapan?”
Baiklah Anda bertemu dengan orang yang
tepat. Menunggu adalah proses panjang yang menyeretku terus berjuang untuk
menemukan siapakah gerangan jodoh anugerah Tuhan. Aku bukan seorang yang mudah
mengenal cinta. Aku terlahir dari keluarga yang akademis dan formal. Keseharianku
seperti bacaan di novel atau tontonan layar kaca. Bapak yang mengajarkanku
kedisiplinan dalam segala hal. Dia mendidikku dengan didikan militer, berbanding
terbalik dengan nuraniku yang lamban. Aku selalu mengabaikan cinta, hanya
akademis yang kupedulikan. Impian akan merubah masa depan dengan akademis
gemilang adalah satu satunya pijakan. Aku pikir jika aku sedikit lebih pintar
maka dunia menjadi genggaman tetapi ternyata tidak. Hingga usiaku lebih
seperempat abad, jodohku belum menemukan jalan.
Lalu apa yang aku lakukan?
1. Aku sering kali bertanya kepada teman
yang sudah menikah. Bagaimana bisa mereka bertemu dan menikah? Apakah ada tanda
khusus ketika bertemu jodoh? Atau hal sederhana apa yang bisa aku istiqomahkan
agar aku bisa bersiap menjemput jodoh masa depan? Hasil cerita dari teman-teman
itu membuatku yakin dan semakin husnudhon
kepada Allah, bahwa Allah SWT. Mahabenar. Allah SWT. telah menciptakan kita
berpasang-pasangan, maka yakinlah bahwa kita pun memiliki pasangan itu.
2. Aku mulai menyadari mungkin
keterlambatan jodohku ini berkaitan dengan keterlambatan jadwal ibadahku.
Ibaratnya begini, jika sebuah kereta terlambat datang atau tidak sesuai jadwal,
tentu akan menghambat keberangkatan kereta yang lainnya. Jodoh adalah rezeki,
anugerah Ilahi. Itulah sebabnya jika jodoh belum datang, maka mungkin karena
faktor keterlambatan kita hadir dalam panggilan Allah SWT. Salat sebagai tiang
agama yang harus pertama kali diistiqamahkan. Salat tepat waktu, setelah azan
berkumandang untuk memperbaiki jadwal kehidupan mempercepat jodoh datang.
3. Memperbaiki diri. Benarlah rupanya jika rezeki terkadang
masih belum sampai, karena terhambat banyaknya dosa kita. Terkadang kita juga
harus keluar dari zona normal, menyesuaikan dengan jodoh kiriman Tuhan.
Misalnya kita biasanya nilai istiqomahnya 75, tetapi jodoh kita 90, dan Allah
meridai bahwa jodoh akan bertemu pada saat keduanya berada di rentang yang sama. Jadilah
kejar-kejaran itu, muter-muter tidak ketemu-ketemu. Namun, memang tidak semua
begini, ya tetap ada kuasa Allah yang kadang penuh rahasia. Bolehlah terus berusaha
dan berikhtiar agar Allah SWT. semakin cinta.
4. Bersedekah. Allah SWT. Berfirman, yang artinya,
"... Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya
dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." Ayat tersebut menegaskan
bahwa sedekah tidak mengurangi rezeki tetapi justru pembuka rezeki bagi kita.
Sedekah juga dapat menghapuskan dosa. Sungguh bersedekah itu adalah kebaikan
dan terkadang selalu saja ada yang menghalangi seseorang untuk berbuat baik.
Contohnya, dulu setelah aku sering ikut ceramah dari ustaz dan ustazah tentang keajaiban sedekah, aku pun
bertekad untuk mengupayakannya. Gaji yang telah
kuterima langsung kusisihkan.
Setiap bulan kupisahkan yang mana untuk
sedekah, infaq, dan zakat. Sedekah berupa
uang, kadang juga barang. Nah, pernah beberapa kali pada saat aku bersedekah,
orang yang hendak kusedekahi menolak, justru mendoakanku. Dia berkata bahwa dia
lebih mampu dari diriku, padahal kelihatannya dia butuh. Hingga akhirnya
kusalurkan sedekah melalui lembaga penyalur yang amanah. Namun, tekadku tidak
surut langkah, sesekali turun tangan langsung memberi sekedarnya walaupun jika
di nominalkan mungkin tidak seberapa, tetapi rasa bahagia ketika pemberian
diterima itu masyaallah luar biasa. Wajah senang, bersinar, hati gemilang, otak
cemerlang, lagi-lagi menambah rasa cinta kepada Sang Pencipta.
5. Sempurnakan ikhtiar dengan khusyuk
berdoa, bersihkan hati dengan istigfar, dan yang terakhir pasrahkan semua hasil
kepada Allah SWT. Sesungguhnya hanya Allah SWT. yang paling tahu jodoh yang
tepat untuk kita, kita hanya perlu husnudzon,
ikhlas, dan penuh syukur terhadap apapun yang dipilihkan oleh Allah untuk kita.
Nah, itulah tips bagi yang masih mencari
dan atau sedang menunggu jodoh. Jangan khawatir, dia pasti akan datang
menjemputmu dalam balutan iman. Berbahagialah dalam istiqamah, iman dan Islam.
Editor: Suyanik
Cancel