Oleh Taufik Abdul Majid
Banjir
berdampak fisik dan psikis. Dari segi fisik, para korban banjir rentan
menderita diare, demam berdarah,
leptospirosis, dan infeksi saluran pernapasan. Sedangkan dampak psikis,
korban banjir adalah mengalami trauma
psikologis. Trauma itu diakibatkan oleh bencana alam, termasuk banjir, disebut
dengan post traumatic stress disorder.
Faktor
utamanya adalah tidak siapnya seseorang untuk berhadapan dengan peristiwa
tersebut atau tidak berdayanya individu tersebut untuk menghindarinya.
Ciri-cirinya:
Fisik; Kewaspadaan tinggi terhadap hal yang dianggap berbahaya, mudah terkejut, kelelahan, mengalami gangguan tidur, merasa taku atau nyeri secara umum.
Pikiran;
Sering muncul pikiran atau ingatan yang mengganggu, bayangan kejadian bahkan
mimpi buruk, daya konsentrasi menurun, serta disorientasi tempat dan waktu.
Perilaku;
Cenderung menarik diri dari pergaulan sosial dan enggan melakukan aktivitas
normal sehari-hari.
Emosional;
Ketakutan, panik, marah, depresi, mudah tersinggung, merasa bersalah,
menyangkal, dan cemas.
Apa
yang bisa dilakukan untuk membantu para korban banjir tersebut?
1.
Mempromosikan keamanan dan keselamatan.
Hal
ini bisa dilakukan dengan cara membantu korban memenuhi kebutuhan dasar yaitu makanan,
tempat tinggal, dan mendapat perhatian medis darurat, senantiasa memberikan
informasi dan pengumuman tentang pentingnya keselamatan korban dan dampak
banjir bagi korban, serta informasi sederhana dan akurat tentang cara untuk
mendapatkan kebutuhan dasar.
2.
Menyediakan relawan atau pekerja sosial untuk mendengarkan korban.meluapkan
perasaan.
Hal
ini diperlukan, agar para korban bisa mengeluarkan semua beban perasaan yang
dihadapinya. Oleh karena itu perlu adanya relawan maupun pekerja sosial untuk berbagi
cerita dan emosi dengan para korban.
3.
Membantu korban berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai.
Pastikan
korban selalu ada bersama anggota keluarganya, dekatkan anak-anak dengan orang
tua atau kerabat dekat lainnya. Dengan demikian korban merasa nyaman dan
senantiasa aman bersama orang yang mereka cintai.
4.
Mempromosikan self-efficacy.
Self-efficacy
merupakan bentuk pertolongan yang melibatkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Dengan membantu mendapatkan kembali kepercayaan dan kemampuan untuk
mengelola situasi saat ini dan masa depan mereka.
5.
Memberikan bantuan.
Bantuan
berupa kebutuhan makanan, keperluan tidur, mandi, dan segala macam hingga uang
menjadi sebuah bentuk sikap untuk meringankan penderitaan korban.
Marilah
peduli dan berbagi kepada saudara-saudara kita korban bencana banjir di manapun
berada!
الَّذِينَ
يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ
النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ“
(Yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron [3]: 134).
Editor: Suyanik
Cancel