Seharian bertugas untuk turut
mendampingi kunjungan Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan,
TB. Haearu Rahayu, ke Pulau Lusi cukup menyita energi. Kunjungan ini seperti
sebuah signal lampu hijau untuk segera merealisasikan pengembangan area
wisata di pulau yang berada di ujung wilayah Sidoarjo.
Menapaki jejak sejarah bagaimana pulau
yang terbentuk dari endapan lumpur lapindo yang mempunyai nama unik karena
proses pembentukannya dari semburan panas lumpur lapindo, kemudian menjadi
bencana nasional yang terjadi pada 15 tahun silam yaitu di tahun 2006.
Pulau Lusi mempunyai luas sekitar 94
hektare berada di ujung pesisir timur wilayah Sidoarjo yang berbatasan dengan
Kabupaten Pasuruan. Pulau Lusi masuk dalam wilayah Kecamatan Porong. Lusi
adalah nama yang diberikan oleh penduduk sekitar karena proses pembentukannya.
Awalnya terbentuk dari semburan lumpur
panas, kini daratan Pulau Lusi ini tidak ada tumbuhan apapun. Seiring
berjalannya waktu pulau tersebut direklamasi. Hasil kerukan sedimen lumpur porong
dikeruk kemudian ditimbun di endapan lumpur lapindo sehingga menjadi daratan.
Pada akhirnya untuk mengoptimalkan Pulau
Lusi pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah mengelola Pulau Lusi
sebagai kawasan pusat restorasi dan pembelajaran tanaman bakau. Pulau yang sekarang
telah menjadi destinasi wisata, di mana 4,09 hektare luas sebelah barat telah
dimanfaatkan untuk pembuatan tambak.
Keberadaan Pulau Lusi semakin menarik
karena ditunjang oleh adanya Dermaga Tlocor yang dibangun oleh pemerintah
Kabupaten Sidoarjo. Pada awalnya tujuan pembangunan ini untuk menggeliatkan
ekonomi masyarakat Jabon dengan wisata bahari. Mengingat wilayah Jabon masuk daerah
pesisir yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan, sehingga tidak ada
transportasi umum yang menuju ke sana.
Jarak dermaga Tlocor dari jembatan
Porong kurang lebih sekitar 15 km menuju ke arah timur. Dermaga ini mempunyai
tempat parkir yang luas dan mempunyai kedai
makanan dan minuman yang menyajikan beragam menu olahan ikan. Yang menarik dari
dermaga Tlocor adalah pengelolaannya yang di kelola oleh Bumdes Desa Jabon dengan
mengatas namakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Pulau bentukan lumpur lapindo sekarang
telah menjadi destinasi wisata, walaupun belum secara resmi ada ijinnya, namun
antusiasme masyarakat sangat besar untuk mengunjungi Pulau Lusi. Beberapa wisatawan
lokal ingin mengunjungi Pulau Lusi karena sensasi perjalanannya menuju pulau
ini.
Pada saat ini Pulau Lusi telah memiliki
sarana sanitasi dan kebersihan yang cukup memadai. Ada kios penjual makanan
walaupun belum banyak. Beberapa fasilitas yang ada seperti adanya jalur pejalan
kaki berupa jalan cor, tracking
mangrove, gazebo, kantor pengelola, rumah genset, toilet, dan instalasi
pengelolaan air.
Kedepannya sedang diupayakan oleh
pemerintah untuk bekerja sama dengan PLN mensuplai listrik di Pulau Lusi.
Secara bertahap pemerintah daerah, pemerintah pusat, BPLS, dan Pokdarwis terus
berkoordinasi dan bersinergi untuk mewujudkan Pulau Lusi menjadi destinasi
wisata dan pusat studi.
Dermaga Tlocor
saat ini telah menggunakan dermaga apung, begitu pula dengan dermaga di Pulau
Lusi, sehingga cukup aman walaupun kondisi air laut sedang pasang. Alat
transportasi berupa speed boat dan bus air
kondisinya sangat representatif sebagai alat transportasi penyeberangan yang dilengkapi
dengan pelampung
Editor: Fie R
Cancel