Oleh Anna Fauzia H.
Sektor usaha memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terutama
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa
UMKM memberikan kontribusi 97% penyerapan tenaga kerja. Total kontribusi UMKM
pada perekonomian nasional adalah sebesar 60%, penyumbang 58% dari total
investasi, dan 14% dari total ekspor.
Lalu, bagaimana kondisi
UMKM saat ini di tengah kondisi pandemi Covid-19? Survei dari BPS (Badan Pusat
Statistik) mencatat bahwa UMK yang disurvei mengaku mengalami penurunan
pendapatan 84, 02%, sedangkan UMB 82, 29%.
Kondisi di atas, tentu
menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha di lapangan. Di
tengah pandemi yang tidak tahu kapan akan berakhir, mereka harus bejibaku agar pemasukan selalu lebih
besar dari pengeluaran, serta penjualan harus tetap stabil di tengah perubahan
daya dan pola beli masyarakat. Konon, usaha yang mampu melewati kondisi badai
yang akan mampu struggle ke depannya.
Selaku pelaku usaha,
saya pribadi merasakan hal yang sama. Ketika kondisi pandemi mulai meningkat di
Indonesia, mencari berbagai cara untuk tetap bisa bertahan dan berharap bisa
lulus dalam “Ujian kesulitan.” Alhamdulillah, di fase pertama, kondisi
penjualan tetap stabil, hanya trend-nya
mulai meningkat di penjualan online.
Jika, Anda pelaku usaha, enam jurus jitu ini bisa
diterapkan ketika usaha berada dalam kondisi sulit:
1. Tekan biaya
operasional usaha.
Dalam kondisi sulit,
hal rasional yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha adalah memotong biaya operasional
usaha. Pilah biaya operasional dengan dihemat sedemikian rupa, cari alternatif yang
lebih murah dibandingkan hari-hari biasanya, tetapi secara kualitas masih
bagus.
2. Lakukan strategi
pemasaran yang tepat sasaran dan efisien.
Meskipun secara biaya
ditekan sedemikian rupa, tetapi proses pemasaran harus tetap dilakukan karena
jiwa dari usaha adalah adanya proses pemasaran dari para pelakunya dan mencari cara pemasaran yang lebih efisien. Di kondisi
saat ini, pemasaran secara online menjadi
alternatif, karena selain biayanya relatif lebih murah juga teknisnya lebih
mudah.
3. Tim kerja harus
tetap solid dan semangat.
Sesulit apapun kondisi
dan tantangan yang menerpa usaha Anda, soliditas tim kerja harus selalu dijaga,
tetap ciptakan iklim kerja yang penuh tantangan, dan berikan reward bagi anggota tim yang mempunyai
cara jitu dalam melewati kesulitan ini.
4. Tetap fokus pada core atau inti dari usaha.
Sering kali para pelaku
bisnis ketika dalam kondisi sulit kehilangan fokus usahanya. Terkadang menjadi
tertarik dengan hal lain, sehingga inti usahanya ditinggalkan. Tetap fokus,
karena kesulitan yang datang adalah cara alamiah agar anda belajar dan
menemukan solusi terbaik untuk mengembangkan usaha. Inovasi sangat penting, tetapi
tetap dalam koridor usaha inti.
5. Bangun jejaring dan
komunikasi dengan pelaku usaha lainnya.
Jangan pernah melewati
badai sendirian, karena Anda pasti terhempas. Jalin komunikasi dengan para
pelaku usaha lainnya, adakan forum-forum yang bisa sama-sama saling memberikan
energi positif, dan menjadi tempat sharing
antar pelaku usaha. Dengan adanya jejaring ini, pelaku usaha bisa saling belajar
dan memotivasi.
6. Bantu pelaku usaha
lain yang mengalami kesulitan.
Hal yang sering
terlupakan ketika usaha dalam fase sulit adalah “BERBAGI.” Sesulit apapun
kondisi usaha, cobalah untuk berbagi. Karena dengan inilah berarti Anda sedang
berusaha menolong orang lain. Berbagi di sini tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi
bisa juga berbagi pengalaman, strategi, semangat, dll.
Ada rumus tak kasat
mata, ketika kita berbagi berarti kita sedang membantu orang lain. Barang siapa
yang memudahkan kesulitan orang lain, maka setiap kesulitannya diberikan kemudahan.
Jadi, jangan takut
kondisi sesulit apapun dalam usaha Anda, coba terapkan enam jurus di atas dan
rasakan keajaibannya. Yang terakhir, sertakan doa-doa terbaik dari setiap usaha
yang sedang Anda lakukan.
Editor: Suyanik
Cancel